Ribuan Makanan Beku Ditarik Dari Peredaran Pasca Temuan Kontaminasi Listeria

Layanan pengiriman makanan Meals on Wheels telah mengeluarkan perintah penarikan mendesak terhadap ribuan makanan siap saji beku di Australia Selatan (SA) setelah pengujian rutin mendeteksi kontaminasi listeria.
Bakteri Listeria itu ditemukan dalam sampel daging domba dan sayuran pilihan dari perusahaan layanan pengiriman makanan Meals On Wheels yang disiapkan di dapur mereka yang berlokasi di Kent Town.
Meals on Wheels mengatakan pihaknya menarik kembali semua produk makanan beku yang sudah sampai ke tangan pelanggannya sebagai tindakan pencegahan, serta memperingatkan pelanggan kalau makanan beku itu "dapat menimbulkan risiko jika tidak dipanaskan dengan benar setelah pencairan".
"Ada 6.000 makanan yang kami coba tarik dari peredaran," kata Julie Bonichi, penjabat kepala eksekutif layanan itu.
Sejauh ini belum ada penyakit yang dilaporkan terkait dengan makanan tersebut, tetapi otoritas kesehatan Australia Selatan, SA Health, mengatakan perlu waktu berminggu-minggu bagi pasien untuk menunjukkan gejala Listeria.
"[masa inkubasi ] antara mengkonsumsi makanan yang mengandung listeria dan menjadi sakit bisa antara tiga hari dan enam minggu," kata Dr Fay Jenkins, penjabat direktur layanan kesehatan masyarakat SA Health.
Julie Bonichi mengatakan Meals on Wheels saat ini sedang dalam proses memperingatkan pelanggan.
"Kami masih belum tahu penyebab pasti kontaminasi saat ini, kami sedang menyelidiki," katanya.
- Dunia Hari Ini: Vatikan Mengatakan Paus Fransiskus Masih dalam kondisi kritis
- Dunia Hari Ini: Ledakan Bus di Israel Diduga 'Serangan Teror'
- Pelajar di Luar Negeri Ikut Dukung Aksi 'Indonesia Gelap'
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Subianto Lantik 481 Kepala Daerah
- Dunia Hari Ini: Bus Terjun ke Jurang di Bolivia, 30 Orang Tewas
- Omon-Omon Pemangkasan Anggaran: Efisiensi yang Kontradiktif?