Ribuan Pemburu Diskon Serbu Mal Sehari Setelah Natal
Gwen Florencia Ali, seorang warga Melbourne asal Indonesia yang memilih bekerja di musim liburan, mengatakan toko-toko lebih banyak membutuhkan tenaga kerja saat Boxing Day dengan bayaran lebih mahal.
Asosiasi Ritel di Australia (ARA) mengatakan pemotongan pajak dan suku bunga yang turun telah gagal menggairahkan nilai belanja, bahkan nilainya menjelang Natal disebut-sebut yang terendah dalam sebelas tahun terakhir.
Daya tarik diskon besar-besaran menjadi alasan kuat seorang warga asal Geelong, Wendy Norris, untuk bangun jam 03:00 pagi dan pergi ke pusat kota Melbourne bersama keluarganya.
External Link: Suasana Boxing Day di Australia
"Kita ingin mendapat semua diskon dan juga merasakan pengalamannya," kata Wendy.
"Ibu kami tidak suka kalau kalah cepat," kata James, anak Wendy.
Sementara itu di Sydney, salah satu warga yang sedang mencari pakaian untuk malam tahun baru, mengatakan datang langsung ke toko memberikan kepastian lebih daripada belanja online.
"Belanja online butuh pengiriman, jadi saya belum tentu mendapatakannya sekarang, dan kalau kita datang lebih awal, hampir tak ada kerumunan," katanya.
Ribuan pemburu diskon memenuhi pertokoan di seluruh penjuru di Australia saat Boxing Day, sehari setelah Natal
- Natal Penuh Kasih dan Sukacita: KKR Natal GBI HMJ Kota Wisata Cibubur Berlangsung Meriah
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Puncak Kenaikan Penumpang di Terminal Amplas Diprediksi Pada 22 Desember 2024
- Rayakan Natal, Bank Mandiri Bagikan Lebih 2 Ribu Paket Bantuan di Seluruh Indonesia
- KAI Tambah Kouta Perjalanan Sepanjang Libur Natal dan Tahun Baru
- 3.667 Personel Satpol PP Siap Amankan Perayaan Natal di 674 Gereja di Jakarta