Ribuan Pencari Suaka dan Pengungsi Myanmar Hidup Miskin di Malaysia
![Ribuan Pencari Suaka dan Pengungsi Myanmar Hidup Miskin di Malaysia](https://cloud.jpnn.com/photo/image_not_found.jpg)
Ribuan pencari suaka dan pengungsi yang selamat dari perjalanan, yang mengancam jiwa, dari Myanmar terjebak dalam siklus baru kemiskinan dan kebodohan di Malaysia.
Di Kuala Lumpur, satu-satunya cara untuk menghasilkan uang adalah dengan memungut sampah yang bisa didaur ulang atau dijual.
"Kami mendapat sekitar 30 sampai 35 Ringgit [atau setara Rp 13.000] per kali gajian. Ini tak cukup untuk keluarga kami," kata Muhammad Hassan, seorang pria Rohingya yang tiba dengan perahu, beberapa bulan yang lalu.
Badan PBB UNHCR mengatakan, ada lebih dari 150.000 pencari suaka atau pengungsu di Malaysia yang menunggu untuk ditempatkan secara permanen di negara lain.
Para pencari suaka tak boleh cari kerja atau belajar di sekolah negeri di Malaysia.
Banyak pengungsi dan pencari suaka terpaksa bekerja di ‘sektor informal’.
Di Kuala Lumpur, itu artinya sekelompok pria Rohingnya menjelajah jalanan untuk mengumpulkan kaleng, botol plastik dan sampah lainnya.
Tapi 1 dolar (atau sekitar Rp 13.200) per hari tak akan bertahan lama jika anda harus membeli makanan, pakaian dan membayar sewa.
Ribuan pencari suaka dan pengungsi yang selamat dari perjalanan, yang mengancam jiwa, dari Myanmar terjebak dalam siklus baru kemiskinan dan kebodohan
- Dunia Hari Ini: Presiden Trump Resmi Berlakukan Tarif Impor Baja dan Alumunium
- Dunia Hari Ini: Penampilan Ed Sheeran di Jalanan Diberhentikan Polisi India
- Perlunya Kewaspadaan Soal Kosmetik yang Banyak Dipromosikan di Medsos
- Pelaku Ujaran Kebencian di Australia Bisa Dipenjara Dua Tahun
- Dunia Hari Ini: Presiden Trump Larang Atlet Transpuan Berlaga di Cabang Olahraga Putri
- Setelah 'Perjalanan Panjang', Keluarga Indonesia Ini Diperbolehkan Menetap di Australia