Ribuan Pencari Suaka dan Pengungsi Myanmar Hidup Miskin di Malaysia
Sekolah ini didanai melalui donasi dan dijalankan oleh para relawan, seperti warga Australia, Mara Whittaker.
“Mereka, tinggal dalam kemisikinan yang parah di sini dan tak terawat,” sebutnya.
Ia mengatakan, ada sekitar 13.000 pengungsi dengan usia sekolah di Malaysia.
“Empat puluh persen dari mereka tak menempuh pendidikan formal. Saya berharap ada pendidikan bagus untuk mereka sehingga mereka punya pilihan dalam hidup, seperti misalnya mau jadi apa nantinya,” kemuka Mara.
Ia berujar, bahkan ketika para guru tak ada, beberapa murid tetap datang ke sekolah untuk terus belajar karena berharap saat mereka ditempatkan di daerah lain, mereka bisa melanjutkan pendidikan.
Tapi, pada akhirnya, hanya ada sejumlah kecil remaja di sekolah karena mereka butuh bekerja untuk membantu mencari makan dan sandang bagi keluarga mereka.
“Saya punya satu murid yang meninggalkan sekolah tahun lalu, usianya 12 tahun, ia tinggal di rumah dan merawat seorang bayi. Dan saya sedih mendengar kabarnya karena saya merasa tak ada harapan untuknya,” aku Mara.
Ribuan pencari suaka dan pengungsi yang selamat dari perjalanan, yang mengancam jiwa, dari Myanmar terjebak dalam siklus baru kemiskinan dan kebodohan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata