Ribuan Perempuan Turki Minta Dilindungi, Rezim Erdogan Tembakkan Gas Air Mata dan Peluru Karet

"Kami tidak menerima dan tidak akan menerima, kami akan terus berjuang."
Unjuk rasa serupa juga dilakukan di Ankara dan kota-kota lainnya di Turki.
Setelah menarik diri dari Konvensi Istanbul, Pemerintah Turki mengumumkan Rencana Aksi Untuk Mengatasi Kekerasan Terhadap Perempuan, seperti melakukan kajian soal proses peradilan, meningkatkan layanan perlindungan dan upaya lainnya.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan kekerasan terhadap perempuan semakin meningkat di Turki.
Kelompok pegiat 'We Will Stop Femicide' mengatakan 353 perempuan tewas dibunuh di Turki sepanjang tahun 2021 dengan 409 orang tewas dibunuh tahun lalu.
Di bulan Oktober, 18 perempuan dibunuh oleh pria dan 19 lainnya ditemukan tewas dalam keadaan mencurigakan, menurut kelompok tersebut.
ABC/wires
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
Polisi Turki menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan unjuk rasa ribuan perempuan di Istanbul.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Mbak Puan Sentil Israel soal Serangan di Palestina
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam