Ribuan Rudal Bekas Rezim Kadhafi Hilang
Senin, 03 Oktober 2011 – 03:03 WIB
BERLIN - Jatuhnya rezim Muammar Kadhafi di Libya kini justru menimbulkan masalah baru. Sebab, sedikitnya 10 ribu rudal yang dibeli pada era Kadhafi tidak diketahui lagi keberadaannya alias hilang. Itu memicu kekhawatiran NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) yang selama ini memimpin operasi serangan udara PBB atas rezim Kadhafi di Libya. Terkait masalah tersebut, petinggi militer asal Italia itu lantas menggelar rapat rahasia dengan parlemen Jerman. Rencananya, rapat penting itu akan dilaksanakan hari ini (3/10) di Berlin. "Senjata-senjata tersebut bisa berubah menjadi ancaman serius bagi masyarakat global, khususnya dunia penerbangan," ujarnya merujuk pada roket anti-pesawat yang ikut lenyap bersama rudal canggih.
Di tengah kesibukan melacak keberadaan Khadafi di padang gurun Libya, NATO pun mengaku direpotkan soal tersebut. Kemarin (2/10), Laksamana Giampaolo di Paola, yang memimpin komite militer gabungan NATO, mengaku waswas atas kabar hilangnya rudal-rudal tersebut. Dia pun khawatir bahwa rudal-rudal dan roket anti-pesawat itu jatuh ke tangan jaringan Al Qaeda.
"Senjata-senjata itu bisa jatuh ke tangan yang salah dan bisa berada di mana saja di seluruh dunia ini, mulai dari Kenya sampai (Provinsi) Kunduz (di Afghanistan)," ujar dia dalam wawancara dengan mingguan Der Spiegel.
Baca Juga:
BERLIN - Jatuhnya rezim Muammar Kadhafi di Libya kini justru menimbulkan masalah baru. Sebab, sedikitnya 10 ribu rudal yang dibeli pada era Kadhafi
BERITA TERKAIT
- Trump Tidak Bercanda soal Greenland, Simak Penegasan dari Menlu AS Ini
- Pesawat PSA Airlines dan Heli Militer Tabrakan di Udara, Donald Trump Murka
- Pengungsi Bikin Repot, Mesir Tolak Wacana Relokasi Warga Gaza
- Gerak Cepat, Malaysia & Jepang Berkolaborasi untuk Membangun Kembali Gaza
- Waka MPR Sebut Usulan Trump soal Relokasi Warga Gaza sebagai Upaya Pembersihan Etnis
- Hamas Anggap Pertukaran Tawanan dengan Israel Kemenangan Bersejarah