Ribuan Terdampak Gempa, Iran Tolak Bantuan Asing
jpnn.com, TEHRAN - Korban tewas gempa bumi di perbatasan Iran dan Iraq pada Minggu malam (12/11) terus bertambah. Hingga kemarin, Selasa (14/11), tercatat 450 nyawa melayang akibat guncangan dahsyat berkekuatan 7,3 skala Richter (SR) tersebut.
Bersamaan dengan kedatangan Presiden Hassan Rouhani ke lokasi bencana, tim penyelamat menghentikan upaya pencarian korban.
’’Kami membutuhkan bantuan. Kami membutuhkan apa pun. Pemerintah harus bergerak lebih cepat,’’ kata seorang penduduk Kota Sarpol-e-Zahab yang kehilangan rumahnya.
Perempuan itu menyatakan bahwa dirinya dan keluarganya terpaksa tidur di tanah lapang karena tidak kebagian tenda.
Bukan hanya dia yang mengalami itu. Puluhan warga Sarpol-e-Zahab yang lain juga terpaksa bertahan di tengah dinginnya angin malam.
Selain tenda, para korban selamat membutuhkan makanan dan air minum. Kemarin ribuan warga memblokade ruas-ruas jalan di Provinsi Kermanshah. Mereka memprotes lambannya reaksi pemerintah.
Hingga lebih dari 24 jam setelah bencana terjadi, mereka sama sekali belum terjamah bantuan. Selain Kermanshah, gempa bumi terdahsyat sepanjang 2017 itu memorakporandakan 13 provinsi lain di Iran.
Saat meninjau lokasi bencana kemarin pagi, Rouhani menyatakan keprihatinannya. ’’Ini duka seluruh warga Iran,’’ ujarnya setelah menyaksikan langsung kerusakan yang ditimbulkan gempa di Kermanshah.
Kemarin ribuan warga memblokade ruas-ruas jalan di Provinsi Kermanshah. Mereka memprotes lambannya reaksi pemerintah
- Gempa 2 Kali Berturut-turut di Karawang pada Jumat, BPBD: Tidak Ada Laporan Kerusakan
- Gempa M 5,4 di Pesisir Barat Lampung, BMKG Sebut Tidak Berpotensi Tsunami
- Pemimpin Iran: Serangan Israel Tak Bisa Dianggap Remeh
- Israel Siapkan Serangan Besar terhadap Republik Islam Iran, Amerika Ikut Dilibatkan
- Kamala Harris Jadi Presiden AS, Republik Islam Iran Jangan Berharap Punya Senjata Nuklir
- Iran Bersumpah Hancurkan Israel Bila Diserang