Ribuan Warga Kepung BP Batam

Hindari Risiko, Toko dan Kantor Tutup Lebih Awal

Ribuan Warga Kepung BP Batam
Ribuan Warga Kepung BP Batam

jpnn.com - BATAM - Aksi ribuan warga kampung tua Tanjung Uma di gedung Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kepulauan Riau (Kepri), kemarin (23/10) berakhir ricuh. Warga kecewa karena tuntutan mereka agar lahan kampung tua Tanjung Uma dan 32 kampung tua lain di Kota Batam diukur ulang dan disahkan tak terpenuhi.

Tak dicapai kesepakatan dalam rapat antara wakil warga, Gubernur Kepri M. Sani, Kapolda Brigjen Pol Endjang Sudrajat, Danrem 033/WP Letkol (Arh) Harvin Kidingallo, dan Wakil Wali Kota (Wawali) Batam Rudi kemarin. Gubernur belum bisa memenuhi tuntutan warga dan rapat dilanjutkan lagi.

Kericuhan berawal saat tokoh masyarakat Tanjung Uma, Haji Raja Harum, mengumumkan bahwa pertemuan belum membuahkan hasil. Mendengar itu, massa yang semula menunggu di depan gedung BP Batam mulai bergerak. Mereka berusaha menembus barikade serta pagar betis polisi dan TNI.

Saling dorong tak terelakkan. Batu dan kayu dari luar pagar beterbangan ke dalam gedung BP Batam karena dilempar massa. Kaca dan lantai tembok Kantor BP Batam pecah karena lemparan batu tersebut.

Polisi gabungan dari Polda Kepri, Jambi, Palembang, dan Jakarta langsung merespons aksi massa itu dengan gas air mata serta semprotan water cannon. Massa memang mundur karena gas dan semprotan water cannon tersebut. Namun, mereka tetap melemparkan batu dan kayu ke arah barikade polisi.

Seorang anggota Polresta Barelang dan beberapa warga Tanjung Uma dikabarkan cedera dalam insiden tersebut. Seorang warga, Arjun, mengalami patah tulang rusuk saat dipukul mundur oleh pihak keamanan. Kapolresta dan Wawali langsung memerintahkan agar korban dibawa ke Rumah Sakit Harapan Bunda.

Kepada Wawali dan Kapolresta Barelang Kombespol Karyoto, Raja Harum meminta warganya yang diamankan polisi tidak ditahan. Permintaan itu dipenuhi. Kapolresta berjanji tidak menahan siapa pun asal warga Tanjung Uma bubar dan tidak anarkistis lagi.

"Itu wewenang saya. Saya pastikan tidak ada yang ditahan. Tapi, saya minta massa segera bubar sambil menunggu keputusan perundingan," kata Karyoto. Sedangkan Wawali menyatakan akan membiayai pengobatan Arjun.

BATAM - Aksi ribuan warga kampung tua Tanjung Uma di gedung Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kepulauan Riau (Kepri), kemarin (23/10) berakhir ricuh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News