Ribuan Wisatawan Ikuti Ritual Mandi Safar Penolak Bala di Desa Air Hitam Laut Jambi
“Mandi Safar ini ritual budaya, bukan syariat Islam. Selalu digelar setiap Rabu bulan Hijriah,” kata As'ad Arsyad.
Dia menjelaskan mandi Safar dimulai sejak matahari terbit yang dimulai dengan pembacaan doa dan lantunan salawat bersama-sama.
Kemudian dilanjutkan dengan prosesi melarungkan menara tunggal tiga tingkat setinggi hampir lima meter.
Setiap tingkatan mewakili pemahaman iman, ihsan dan Islam.
Menara tersebut berbentuk segi empat, yang melambangkan unsur penciptaan air, api, angin dan tanah.
Selanjutnya kalimat-kalimat doa dituliskan di atas 1.111 lembar daun. Untaian doa tersebut diharapkan bisa menjadi penangkal musibah.
“Jumlah daunnya harus ganjil karena angka yang baik,” terang As'ad.
Secara perlahan, ribuan orang mulai menceburkan diri ke air laut Pantai Babussalam.
Mandi Safar menjadi ritual tolak bala yang dilaksanakan masyarakat Desa Air Hitam Laut di Jambi yang menarik perhatian ribuan wisatawan
- Festival Budaya Jepang Tampilkan Beragam Pop Culture
- Menyosialisasikan Pilkada Damai, Pemuda Indonesia Center Gelar Festival Budaya
- Ketua DPRD Apresiasi Rute Baru Transjakarta 'Monas Explorer'
- Speedboat Tenggelam di Labuan Bajo, 28 Penumpang Dievakuasi Tim SAR
- UMKM Binaan Pertamina jadi Daya Tarik Wisatawan di Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024
- Riset Sebut Wisatawan Makin Peduli Isu Ramah Lingkungan