Ridwan Kamil, Arsitek Penggerak Kultur Bersepeda di Bandung

Warga Bisa Sewa Sepeda di Jalan-Jalan Padat

Ridwan Kamil, Arsitek Penggerak Kultur Bersepeda di Bandung
Ridwan Kamil di shelter bike sharing di Cikapayang, Bandung, 13/8/2012. Foto: M. Dinarsa Kurniawan/JAWA POS

Emil mengatakan, biaya untuk membangun shelter-shelter itu didapat dari donasi Ikatan Alumni ITB, organisasi tempat dia juga menjadi salah seorang pengurusnya. Untuk pengembangan selanjutnya akan dicarikan dana dari corporate social responsibility (CSR) sejumlah perusahaan. Sedangkan biaya operasional per shelter sekitar Rp 2 juta sebulan untuk membayar operator dan perawatan sepeda.

Shitta Natashia, PR Bike.Bdg menuturkan, saat ini pihaknya bernegosiasi dengan sejumlah perusahaan yang ingin mengalokasikan dana CSR untuk bike sharing. Dia menargetkan, tahun ini setidaknya 20 shelter yang berlokasi di sekitar kawasan kampus di Bandung sudah beroperasi.

Lalu, bagaimana menjaga agar sepeda-sepeda yang disewakan itu tidak dicuri? "Selama ini belum ada kabar kehilangan sih. Sebelum meminjam, juga kami klarifikasi dulu kebenaran identitasnya. Nanti, kalau sudah lebih maju, bisa saja sepedanya dipasangi GPS (global positioning system)," ujar perempuan yang juga anggota komunitas Bandung Cycle Chic itu.

   

Meski belum mampu menjangkau semua jalan di Bandung, Shitta mengatakan, warga Kota Kembang itu mulai aware dengan bike sharing. Itu tampak dari beragamnya kalangan penyewa sepeda, yang bukan hanya dari kalangan mahasiswa.

Ridwan Kamil merancang sejumlah program untuk membuat warga Bandung berpaling ke sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari. Solo dan Jakarta sudah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News