Ridwan Kamil Marah dan Mengutuk Perundungan yang Berujung Kematian F

jpnn.com, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil tidak bisa menutupi kemarahannya setelah mendengar kasus perundungan yang berujung kematian siswa SD, F di Tasikmalaya.
Dia pun memerintahkan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar menindaklanjuti kasus perundungan tersebut.
"Saya mengutuk keras kejadian (kasus perundungan) di Tasikmalaya ini," ucap Ridwan Kamil di Bandung, Jumat (22/7).
Dia menyebut lingkungan terdekat, yaitu sekolah, kepala sekolah, dan para guru harus bertanggung jawab penuh dalam melindungi anak dari aksi perundungan.
"Karena orang tua menitipkan anaknya ke sekolah untuk dijaga, untuk edukasi," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu.
Oleh karena itu, dia meminta penegak hukum memberikan sanksi kepada pelaku perundungan yang membuat seorang bocah SD di Kabupaten Tasikmalaya depresi dan meninggal dunia setelah dipaksa mencabuli kucing.
Ridwan Kamil menyebut para pelaku harus disanksi sesuai dengan asas kemanusiaan dan peraturan, terlebih para pelaku perundungan masih berusia anak-anak.
"Semoga tidak terulang lagi dan tetap harus ada sanksi kepada yang melakukan, walaupun masih di bawah umur. Tentu dengan asas-asas kepatutan kemanusiaan, tetapi tetap harus ada pelajaran bagi mereka yang melakukannya," tuturnya.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil marah mengetahui siswa SD berinisial F di Tasikmalaya meninggal setelah mengalami perundungan dan disuruh mencabuli kucing.
- AKBP Abdul Ungkap Kronologi dan Motif Pelaku Perundungan Siswa SMP di Kota Bandung
- Dedi Mulyadi Resmi Jadi Gubernur Jabar, Bey Machmudin Mengaku Lega
- Viral Perundungan Siswa SMP di Kota Bandung, Korban Dikeroyok
- Irjen Hendro Ungkap Kondisi Siswi Korban Perundungan di Babel
- Sungguh Mulia, Kapolda Babel Bantu Penyembuhan Remaja Korban Bullying di Sekolah
- Mengadu ke Komisi III, Ibu Pelaku Pembacokan Bantah Dampingi Anaknya Diperiksa Polisi