Riedl Tetap Tangani Timnas
Kompensasi Prima Belum Tuntas
Selasa, 05 April 2011 – 07:50 WIB

Alfred Riedl. Foto: Dok.JPNN
Namun, Iman menjelaskan bahwa permasalahan tersbeut telah ditemukan solusinya pasca pertemuan antara dirinya dengan Ketua satlak Prima Tono Suratman, kemarin siang. "Sudah ada kesepakatan dari dua pihak. Tidak ada masalah lagi tentang kompensasi-kompensasi tersebut. Semuanya tetap seperti apa yang telah kami sepakati dengan para anggota timnas," ujar pria yang saat ini juga menjabat sebagai Plt Manajer timnas tersebut.
Baca Juga:
Tetapi, hasil kesepakatan itu belum tentu bisa membuat Iman tenang. Alasannya, masih banyak beban yang harus diselesaikan oleh BTN. Beban yang dimaksud adalah masalah anggaran. Dia menceritakan jika tidak akan ada perubahan pada kontrak pemain timnas, meliputi uang saku dan lain-lain.
Sementara, Prima sebagai otoritas yang saat ini mengambil alih timnas hanya menyediakan plafon sesuai dengan yang telah mereka tetapkan. Untuk itu, saat ini BTN berusaha menutupi kekurangan dana dari yang telah disediakan oleh Prima.
"Kompensasi tetap di reratakan sesuai dengan kondisi PSSI maupun Nasional. Kita evaluasi kontrak terakhir, memang ada penyesuaian tapi akan kami carikan penambahannya. Nilai akhirnya tetap sesuai dengan rerata yang kami berikan sebelumnya," beber Iman. Untuk itu, pihaknya bersama Prima telah bersaipa untuk memkasimalkan program denganmerangkul BUMN-BUMN sebagai bapak angkat.
JAKARTA-Posisi Riedl sebagai pelatih tim nasional Indonesia dipastikan aman pasca diambil alihnya tim nasional sepak bola oleh satuan pelaksana
BERITA TERKAIT
- Gregoria Mariska Tunjung Absen di Sudirman Cup 2025, Digantikan Ester Nurumi
- Jorji Absen, Ester Bersama Putri KW Tumpuan Tunggal Putri di Sudirman Cup 2025
- Zona Degradasi Liga 1 Memanas, Semen Padang Protes Keras
- MotoGP 2025: Jorge Martin Sudah ke Luar RS, tetapi
- Kapten Venezia Jay Idzes Melihat Ada Secercah Harapan Bertahan di Serie A
- Era Baru Timnas Basket Indonesia, David Singleton Dipercaya Jadi Pelatih di SEA Games 2025