Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
jpnn.com, SURABAYA - Literasi keuangan masyarakat Indonesia dinilai masih rendah. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya korban dari investasi bodong. Apalagi, jenis investasi ilegal itu sudah menggunakan modus operandi yang makin canggih dan variatif.
Kondisi tersebut diperparah dengan minimnya pengetahuan masyarakat tentang perusahaan investasi legal. Chief Business Officer PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) Teddy Prasetya menyatakan, lemahnya literasi keuangan, terutama di bidang investasi, terjadi karena masyarakat Indonesia lebih menyukai segala sesuatu yang instan.
Akibatnya, investasi bodong makin marak dan memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap investasi yang justru legal. Karena itulah, saat ini Teddy dan pihaknya mulai terus melakukan sosialisasi dan edukasi. Terutama untuk investasi perdagangan berjangka komoditas (PBK) yang selama ini tingkat literasinya sangat minim.
’’Masyarakat memang masih awam dengan investasi ini karena umumnya hanya mengenal saham, obligasi, reksa dana, dan deposito. Apalagi, sekarang ada citra negatif yang melekat di kalangan pelaku perusahaan pialang. Makanya kami saat ini benar-benar mengintensifkan edukasi,’’ ujarnya.
Meski demikian, Teddy optimistis potensi industri itu bakal berkembang cepat. Terbukti, jumlah nasabah RFB terus tumbuh setiap tahun. (pus/c14/sof/JPNN/pda)
Apalagi, jenis investasi ilegal itu sudah menggunakan modus operandi yang makin canggih dan variatif
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Januari Hingga Oktober 2024, KAI Group Layani 344.328.157 Penumpang KA PSO
- 15 Ribu Pengunjung Ditargetkan Hadir di Pameran Plastics & Rubber Indonesia 2024
- Menko Airlangga Dampingi Presiden Prabowo Temui Sekjen PBB, Ini yang Dibahas
- Mendag Buka-bukaan Penyebab Kenaikan Harga Minyakita
- Harga Emas Antam Hari Ini Kamis 21 November 2024 Naik, Jadi Sebegini Per Gram
- Prabowo Bakal Suntik Mati Operasional PLTU dalam 15 Tahun