Ringankan Beban Biaya Subsidi BBM, Pertamina Hemat Anggaran hingga Rp 6 Triliun

jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) berhasil melakukan berbagai program efisiensi di tengah kenaikan harga minyak dunia yang berdampak pada biaya produksi BBM.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menuturkan saat ini perusahaan energi dihadapkan pada situasi yang berat di tengah disrupsi mata rantai pasokan energi global sebagai dampak konflik Rusia dan Ukraina.
Menurut Nicke, mobilitas perdagangan global yang menuju pemulihan pascapandemi terkejut dengan kondisi pasokan yang berujung krisis energi.
Kebijakan Pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat melalui subsidi BBM merupakan langkah yang tepat, sehingga berhasil mempercepat pemulihan ekonomi.
Hal tersebut salah satunya tercermin dari peningkatan konsumsi BBM untuk mobilitas masyarakat serta aktivitas usaha. Namun di sisi lain, peningkatan konsumsi BBM tersebut menyebabkan kenaikan beban subsidi pemerintah.
"Kami memahami beratnya beban subsidi pemerintah, untuk itu Pertamina melakukan berbagai program penghematan biaya dalam rangka membantu menurunkan beban subsidi pemerintah," tutur Nicke.
Pertamina, kata Nicke, hingga Juli 2022 sukses menghemat biaya operasional sekitar Rp 6 triliun.
Dia menjelaskan salah satu faktor penghematan, yakni dari pembelian minyak mentah.
PT Pertamina (Persero) berhasil melakukan berbagai program efisiensi di tengah kenaikan harga minyak dunia yang berdampak pada biaya produksi BBM.
- Jaga Ketahanan Energi Nasional, Para Perwira Pertamina Tetap Bekerja di Libur Lebaran
- Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan Logistik untuk Korban Bencana Tasikmalaya
- Beli Bright Gas di Pertamina Delivery Service, Gratis Ongkir
- Pertamina Patra Niaga Gelar Santunan Berbagi Cinta dan Doa untuk Anak-anak Yatim
- Dirut Pertamina Pastikan Pasokan Energi Area Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Aman
- Terima Kunjungan 2 Pimpinan Perusahaan Migas Kelas Dunia, Eddy Soeparno Bilang Begini