Rio Haryanto Lega, Ini Kata Dia Bisa Selesaikan Balapan di Bahrain

Rio Haryanto Lega, Ini Kata Dia Bisa Selesaikan Balapan di Bahrain
Start GP Bahrain. FOTO: AFP

Seusai lomba, Rio mengakui bahwa balapan F1 full distance itu benar-benar tantangan fisik dan mental yang luar biasa. Pembalap kelahiran Solo tersebut mengaku lega kondisinya tidak mengendur sampai akhir. 

Sebelum ini, Rio tidak pernah mengemudikan mobil F1 sampai begitu lama. Bahkan dalam uji coba pun, dia tidak pernah sampai 50-an putaran berturut-turut. Dan ketika balapan GP2 dulu, maksimal juga 30-an putaran. 

’Saya juga agak kaget tidak ada masalah. Bahkan sampai lap-lap terakhir pun konsentrasi saya masih terjaga dengan baik,’ ungkap pembalap23tahunitusaatdihubungi harian ini kemarin (4/4). 

Problem paling mendasar yang dirasakan pembalap baru biasanya adalah sakit pada leher. Akibat menahan efek gravitasi (G-Force) selama hampir dua jam. 

Menurut Rio, lehernya juga ternyata tidak terlalu bermasalah. ’’Capek sih iya. Tapi gak berlebihan gitu. Padahal, balapan ini panjangnya dua kali lipat dari GP2,’’ papar Rio, yang tahun lalu memenangi tiga lomba di ajang GP2 (ajang tertinggi di bawah F1).

Rio yakin ini adalah buah latihan fisik dan asupan nutrisi yang selama ini diterapkan para pelatihnya. Juga, strategi minum di tengah balapan yang membuatnya terhindar dari dehidrasi. 

’’Saya hanya turun satu kilogram setelah balapan. Padahal biasanya lebih. Pernah sampai dua kilo. Mungkin karena saya banyak-ba- nyak minum pas balapan,’’ jelasnya, lantas tertawa. 

Dari GP Bahrain, Rio mengaku juga mendapatkan satu pelajaran penting. Yaitu, strategi pemilihan ban. Rio yakin bisa meraih hasil lebih baik seandainya menerapkan strategi yang sama dengan rekan setimnya, Pascal Wehrlein, yang finis di urutan ke-13. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News