Risang Bima

Oleh: Dahlan Iskan

Risang Bima
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Risang juga membenarkan: copet-mencopet seperti itu hanya terjadi untuk suara pileg DPR, DPRD provinsi, dan DPD. Tidak terjadi di penghitungan suara Pilpres. Tidak pula di penghitungan suara caleg DPRD kabupaten.

Untuk Pilpres dan DPRD kabupaten semuanya berjalan lurus. Orang Madura punya alasan filosofis: dua jenis Pemilu itulah yang murni memerlukan aspirasi rakyat langsung.

Tahun ini hanya ada dua orang yang bersuara keras: merasa kecopetan.

Anda sudah tahu lebih dulu. Yakni seorang wanita yang di TPS-nya sendiri dapat suara nol. Padahal dia dan seluruh keluarganya nyata-nyata mencoblos dia.

Satunya lagi bukan sembarang orang: Agus Rahardjo. Dia mantan ketua KPK. Kapan itu namanya viral saat mengaku diintervensi Presiden Jokowi.

Agus merasa kecopetan besar-besaran di Madura. Agus, orang Magetan itu, adalah caleg untuk DPD dari dapil Jatim.

"Copet-copetan di suara DPD paling masif. Mana ada caleg DPD yang punya saksi di Madura," ujar Risang.

Percayalah: 20 hari lagi semua itu akan selesai. Seperti dulu-dulu juga.

COPET-copetan belum selesai. Bahkan ada pencopet yang kemudian dirampok. Tetapi semuanya akan selesai dengan damai. Tanggal 20 Maret depan hasil Pemilu selesai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News