Risau Pencurian Ikan, Adhyaksa Dault Luncurkan Buku Pemuda dan Kelautan
Senin, 10 Juni 2013 – 07:36 WIB
JAKARTA - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Adhyaksa Dault merasa sangat prihatin dengan nasib para nelayan di Indonesia. Meskipun memiliki kekayaan alam yang melimpah, para nelayan di tanah air belum banyak yang bisa hidup sejahtera.
"Kita dianugerahi lautan yang luar biasa, tapi belum mampu menjadikan para nelayan kita sejahtera. Bahkan, sering kali nelayan kita hanya jadi objek politik," kata Adhyaksa saat meluncurkan buku 10 Seri Pemuda dan Kelautan di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (9/6) malam.
Baca Juga:
Acara peluncuran buku ini dihadiri sekitar ratusan tamu dari berbagai kalangan, mulai pejabat seperti Dubes RI untuk AS, Dino Pati Djalal, pengusaha DR Sri Datuk Tohir, tokoh pemuda Yapto S, para pejabat, aktivis pencinta alam, politisi hingga kalangan selebriti.
Adhyaksa mengungkapkan, pemerintah sudah berupaya memberikan ribuan kapal untuk nelayan yang dianggarkan dalam APBN. Sayangnya, kata dia, dalam laporan sebuah majalah Nasional, kapal tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan nelayan. "Diduga anggarannya dikorupsi, kapalnya dibikin yang seadanya sehingga tidak sesuai kebutuhan nelayan. Dalam dua tiga bulan, kapalnya sudah rusak. Yang begini ini, presiden kita tidak tahu. Mesti ada yang harus menyampaikannya kepada beliau. Saya juga mendesak KPK agar mengusut kasus ini," tambahnya.
JAKARTA - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Adhyaksa Dault merasa sangat prihatin dengan nasib para nelayan di Indonesia. Meskipun memiliki
BERITA TERKAIT
- Indonesia Punya 106 Ribu Apoteker, 60 Persennya Terkonsentrasi di Jawa
- Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Wilayah Ini, BMKG Imbau Masyarakat Waspada
- Ruang Amal Indonesia dan ZIS Indosat Segera Buka Program Amal Vokasi di KITB
- Said PDIP: Ibu Megawati Memang Tulus Bilang Terima Kasih kepada Prabowo, MPR, dan Rakyat
- Kuasa Hukum Tepis Isu Miring Terkait Eks Dubes RI untuk Nigeria Usra Hendra Harahap
- RI 36 Berulah di Jalan, Nusron Wahid Sindir Netizen yang Salah Sasaran