Riset 22 Tahun, Nyaris Mati Sembilan Kali
Jumat, 08 Maret 2013 – 07:50 WIB
Nyaris sepanjang usia dirinya tidak luput dari penyakit. Terutama saat kecil. Dia pun sampai tiga kali ganti nama untuk "menolak kutukan". "Sampai akhirnya, saat saya didaftarkan sekolah, ditanya nama lengkap saya. Ayah saya sempat bingung. Dia lalu ingat nama tepung susu asal Jerman bermerek Glaxo. Spontan nama saya ditulis Iwan Glaxo. Sedangkan Iwan Gayo itu nama keren saja. Kebetulan saya besar di Gayo."
Maka, ibadah haji yang dilakukan bersama sang istri, Rohani, pada 1989, itu tidak disia-siakan. Di depan Kakbah, dia bernazar akan membuat buku pintar Islam sebagai pengabdian kepada agama seandainya diberi tambahan umur, setidaknya sampai seusia Nabi Muhammad SAW.
Kesungguhannya dalam berdoa dirasakan makbul. Tiba-tiba, bangunan Kakbah di hadapannya seolah memiliki semacam undakan setinggi satu meter yang cukup untuk berpijak. Iwan lalu naik ke undakan tersebut, memeluk dinding Kakbah dan berdoa.
Belakangan, sepulang dari Tanah Suci, dia mendapati fakta bahwa Kakbah tidak memiliki undakan untuk kaki berpijak. "Saya yakin sekali waktu itu ada karena saya bingung saat mau turun," tuturnya.
BERAWAL dari doa di depan Kakbah pada 1989, Iwan Gayo akhirnya berhasil menyelesaikan buku karyanya yang diklaim sebagai salah satu ensiklopedia
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara