Riset 22 Tahun, Nyaris Mati Sembilan Kali
Jumat, 08 Maret 2013 – 07:50 WIB
Begitu buku tersebut rampung, barulah keluarga mengerti mengapa Iwan begitu ngotot pergi ke luar negeri berkali-kali. Empat tahun silam, sebenarnya dia nyaris menerbitkan buku tersebut. Buku itu sudah rampung, namun yang edisi bahasa Inggris. Baru setelah itu dia berpikir untuk menerbitkan edisi Indonesia-nya.
Buku tersebut berisi banyak hal tentang Islam. Mulai tokoh, bangunan, karya, negara, hingga peninggalan-peninggalan lama. Sebagian di antaranya bahkan berpotensi mengubah kurikulum sejarah, khususnya di Indonesia. Salah satunya tentang sosok Raden Ajeng Kartini.
Selama ini, sebagian besar buku sejarah Indonesia hanya mencatat Kartini sebagai pahlawan emansipasi perempuan. Menurut Iwan, sangat sedikit orang yang tahu bahwa Kartini merupakan pelopor lahirnya Alquran terjemahan di Indonesia.
Dia mencatat, Kartini meminta KH Saleh Darat, mufti Kesultanan Demak kala itu, untuk menerjemahkan surat Al Fatihah ke dalam bahasa Jawa. Hal itu dilakukan karena Kartini tertarik pada cara KH Saleh menguraikan makna surat tersebut saat berceramah.
BERAWAL dari doa di depan Kakbah pada 1989, Iwan Gayo akhirnya berhasil menyelesaikan buku karyanya yang diklaim sebagai salah satu ensiklopedia
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara