Riset Bantah Terjadinya Epidemi Penggunaan Narkoba di Australia

Pusat Penelitian Obat dan Alkohol (NDARC) pada Universitas New South Wales membantah terjadinya epidemi penggunaan narkotika jenis sabu-sabu di kalangan masyarakat umum di Australia.
Dalam dua riset yang dilakukan NDARC ditemukan bahwa memang benar terjadi peningkatan penggunaan narkoba jenis sabu-sabu namun terbatas di kalangan mereka yang menggunakan jarum suntik.
Sementara itu, penggunaan sabu-sabu di kalangan masyarakat umum relatif stabil dan tidak mengalami peningkatan berarti.
Direktur NDARC Michael Farrell menjelaskan, setiap tahun lembaganya melakukan survei terhadap pengguna narkoba jarum suntik dan pengguna ekstasi serta jenis narkoba lainnya.
Tahun ini, katanya, ditemukan terjadinya peningkatan sebesar 6 persen dalam penggunaan sabu-sabu di kalangan pengguna narkoba jarum suntik, yang selama ini lebih banyak menggunakan heroin.
"Istilah epidemi hanya cocok dipakai untuk menggambarkan problem penyebaran narkoba di kalangan terbatas tersebut," katanya.
Yang membuat para peneliti lebih khawatir tahun ini adalah terjadinya peningkatan jumlah orang yang masuk rumah sakit sebagai akibat dari penggunaan narkoba.
Peneliti NDARC Amanda Roxburgh menjelaskan, jumlah pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit terkait narkoba sejak tahun 2001 hingga kini telah meningkat dua kali lipat.
Pusat Penelitian Obat dan Alkohol (NDARC) pada Universitas New South Wales membantah terjadinya epidemi penggunaan narkotika jenis sabu-sabu di kalangan
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun