Riset CfDS UGM Sebut Teknologi Pendidikan Mampu Tingkatkan Efisiensi KBM
Di sisi lain, lanjut Dr. Kuskridho, dari kacamata siswa (73,61 persen), penggunaan teknologi dalam pembelajaran membantu mereka mengadopsi kemampuan digital lain.
"Selain peningkatan kecakapan digital, adopsi edtech mendorong siswa memiliki pengalaman belajar baru yang dapat dipersonalisasi dengan ragam keunikan belajar siswa," ujar Kuskridho.
Guru TIK SMAN 1 Playen, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Topari menilai teknologi dalam pendidikan jangan ditinggalkan dan perlu dilanjutkan.
Menurutnya, pandemi membuat derap laju digitalisasi pendidikan menjadi lebih kencang. Di SMAN 1 Playen, untuk sistem penilaian, telah menerapkan teknologi pendidikan dengan adanya platform Belajar.id
“Kami juga membuat platform basis learning management system-nya melalui Google Classroom,” ujar Topari.
Peneliti CfDS, Amelinda Pandu Kusumaningtyas, memaparkan, berdasarkan kajian yang dilakukan CfDS dari riset ini, ada beberapa skenario dalam adopsi teknologi pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan hibrida pasca pandemi Covid-19.
Pertama, menjadikan teknologi pendidikan sebagai perangkat dalam pengelolaan pendidikan.
"Adopsi edtech sebagai alat bantu penyelenggaraan dan dalam mengelola sekolah," ujar Amelinda.
Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta mencatat adopsi teknologi pendidikan harus diteruskan
- Manipulasi Nilai, Antara Realitas Pendidikan dan Pencarian Kebenaran
- ILCS Dukung Mahasiswa Berinovasi lewat Innovation Challenge of Excellence 2.0
- ILCS Kembangkan Digital Maritime Development Center di Yogyakarta
- Prakerja Tingkatkan Kualitas SDM Lewat Pembelajaran Fleksibel Berbasis Teknologi
- NTT DATA Business Solutions Berkomitmen Mengakselerasi Transformasi Digital
- Libur Natal, Telkomsel Sebut Trafik Akses Internet Meroket, Terbanyak untuk Main Game