Riset Terbaru Perjelas Risiko Kanker Payudara
Sebuah studi terbaru semakin memperjelas pemahaman mengenai risiko kanker payudara bagi mereka yang membawa mutasi gen BRCA1 dan BRCA2. Temuan ini menunjukkan perlunya identifikasi dini dan pemantauan penyakit ini seumur hidup.
Studi yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association melibatkan hampir 10.000 wanita di Australia, Amerika Serikat dan Eropa selama 20 tahun. Riset dilakukan pusat kanker Peter MacCallum Cancer Center, University of Melbourne dan Dewan Kanker Negara Bagian Victoria.
Studi tersebut menemukan bahwa mereka yang memiliki mutasi gen BRCA1 rata-rata berisiko 72 persen terkena kanker payudara pada usia 80 tahun.
Risiko pengembangan kanker ovarium untuk wanita tersebut rata-rata 44 persen.
Bagi mereka yang memiliki mutasi gen BRCA2, risiko kanker payudara adalah 69 persen serta risiko kanker ovarium adalah 17 persen.
Para peneliti menjelaskan, margin kesalahan riset ini sebesar 4 persen.
Profesor John Hopper, kepala peneliti senior penelitian National Health and Medical Research dari University of Melbourne, merupakan penulis utama laporan riset tersebut.
Yang membuat temuan ini begitu signifikan, menurut dia, karena temuan ini didasarkan pada informasi yang lebih akurat yang disebut data prospektif. Bukan didasarkan pada data retrospektif yang melihat kembali kelompok wanita dengan faktor risiko yang sama.
Sebuah studi terbaru semakin memperjelas pemahaman mengenai risiko kanker payudara bagi mereka yang membawa mutasi gen BRCA1 dan BRCA2. Temuan ini menunjukkan perlunya identifikasi dini dan pemantauan penyakit ini seumur hidup.
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat
- Jakarta Punya Masalah Kucing Liar, Penuntasannya Dilakukan Diam-diam
- Dunia Hari Ini: Ada Banyak Pertanyaan Soal Kecelakaan Pesawat Jeju Air
- Sejumlah Berita dari Indonesia yang Menarik Perhatian Australia di 2024
- Universitas Australia Akan Jadi yang Pertama Gunakan AI di Asia Pasifik
- Dunia Hari Ini: Pesawat Azerbaijan Airlines yang Jatuh Kemungkinan Ditembak Rusia