Riset Terbaru Perjelas Risiko Kanker Payudara
"Sejalan dengan waktu kami mengikuti para wanita ini. Jadi kami kembali ke mereka setiap beberapa tahun dan memberikan kuesioner," kata Prof Hopper.
"Kita memulai saat para wanita itu datang dan kita terus mengikutinya sehingga kami bisa tahu apa risiko mereka," jelasnya. "Sekarang kami memiliki ketepatan yang pasti."
Risiko tetap tinggi
Prof Hopper mengatakan tim peneliti tahu tingginya risiko untuk wanita dalam kelompok ini, mungkin hingga 90 persen, namun tidak setinggi yang diperkirakan.
"Kami sekarang memastikan risiko rata-rata, tapi kami belajar lebih dari itu," katanya.
"Salah satu yang kami pelajari adalah risiko itu juga bergantung pada riwayat keluarga seorang wanita. Dan juga bergantung dimana mutasi itu dalam gen," ujarnya.
"Jadi tidak setiap mutasi memiliki risiko yang sama," tambahnya.
Namun seiring dengan temuan tersebut, muncul kekhawatiran baru.
Sebuah studi terbaru semakin memperjelas pemahaman mengenai risiko kanker payudara bagi mereka yang membawa mutasi gen BRCA1 dan BRCA2. Temuan ini menunjukkan perlunya identifikasi dini dan pemantauan penyakit ini seumur hidup.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata