Riset Terbaru Perjelas Risiko Kanker Payudara

"Sejalan dengan waktu kami mengikuti para wanita ini. Jadi kami kembali ke mereka setiap beberapa tahun dan memberikan kuesioner," kata Prof Hopper.
"Kita memulai saat para wanita itu datang dan kita terus mengikutinya sehingga kami bisa tahu apa risiko mereka," jelasnya. "Sekarang kami memiliki ketepatan yang pasti."
Risiko tetap tinggi
Prof Hopper mengatakan tim peneliti tahu tingginya risiko untuk wanita dalam kelompok ini, mungkin hingga 90 persen, namun tidak setinggi yang diperkirakan.
"Kami sekarang memastikan risiko rata-rata, tapi kami belajar lebih dari itu," katanya.
"Salah satu yang kami pelajari adalah risiko itu juga bergantung pada riwayat keluarga seorang wanita. Dan juga bergantung dimana mutasi itu dalam gen," ujarnya.

(Foto: Julian Smith/AAP)
"Jadi tidak setiap mutasi memiliki risiko yang sama," tambahnya.
Namun seiring dengan temuan tersebut, muncul kekhawatiran baru.
Sebuah studi terbaru semakin memperjelas pemahaman mengenai risiko kanker payudara bagi mereka yang membawa mutasi gen BRCA1 dan BRCA2. Temuan ini menunjukkan perlunya identifikasi dini dan pemantauan penyakit ini seumur hidup.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya