Riset UBS Indonesia Ungkap Investor Swasta Antusias pada Danantara

jpnn.com, JAKARTA - Riset UBS Indonesia mengungkapkan investor swasta menyambut baik pendekatan profesional dalam pengelolaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Investor disebut-sebut antusias terhadap badan tersebut seusai Chief Information Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir menghadiri sebuah sesi di Singapura.
Seperti diketahui, Pandu hadir di acara UBS OneASEAN Summit 2025 di Singapura para 3-4 Maret 2024. Sesi itu adalah panggung pertama bagi Danantara untuk bertemu dengan para investor global.
Acara itu dihadiri lebih dari 30 investor global dengan total aset kelolaan (Asset Under Management/AUM) sekitar USD 2,5 miliar di Indonesia.
“Investor swasta antusias terhadap Danantara dan mengapresiasi pendekatan korporat dan profesional di dalamnya. Investor yang sudah berpengalaman di Indonesia pun tetap optimistis dan secara aktif mencari peluang investasi di bidang infrastruktur, energi terbarukan, dan pusat data (data center),” sebut laporan UBS, dikutip Kamis (6/2).
UBS menyebut Danantara semestinya menjadi sentimen positif di pasar karena dividen yang akan lebih tinggi dan tata kelola yang lebih baik.
Masih dalam laporan itu, Pandu menyoroti beberapa hal, di antaranya struktur Danantara termasuk kerangka tata kelolanya, skema pendanaannya, kemajuan Danantara, dan mandat investasinya.
“Kami percaya adanya Danantara harus menjadi perkembangan positif bagi BUMN Indonesia dengan potensi dividen yang lebih tinggi dan tata kelola BUMN yang lebih baik,” jelas UBS.
Riset UBS Indonesia mengungkapkan investor swasta menyambut baik pendekatan profesional dalam pengelolaan BPI Danantara
- Preman Saham
- Siap Backup PPATK Telusuri Aliran Dana Korupsi Minyak, Sahroni: Ngeri-Ngeri Sedap
- Meski Ada Efisiensi Anggaran, Menhub Dudy Tetap Adakan Mudik Gratis Lebaran 2025
- Menko Airlangga Bertemu Menteri Lombard di Prancis, Bahas Kerja Sama Perdagangan, Investasi, & Energi
- Pakar Soroti Tantangan Transisi Energi di Asia Tenggara, Stabilitas Kebijakan Jadi Kunci
- Sidang Korupsi Retrofit, Ahli: Tidak Ada Keterkaitan antara Kerugian Negara dan BUMN