Rita Dinah Kandi, Kehidupan Kedua setelah Operasi Tumor Otak
Dulu Susah Pegang Tisu, Sekarang Kuat Mengebor Gigi
Senin, 01 Desember 2008 – 03:26 WIB
Koma? Ya, karena yang dioperasi adalah otak, pengendali kerja organ, seluruh fungsi organ tubuhnya harus digantikan mesin. Untuk bernapas, Rita harus menggunakan respirator yang ditanam hingga beranda paru-paru. Jantung dan ginjalnya juga diambil alih alat bantu kehidupan. "Ketika sadar, rasanya seluruh tubuh sakit sekali, karena saya bisa bernapas sendiri, tapi dipaksa bernapas sesuai perintah mesin. Delapan jam tersiksa sekali, namun saya tidak bisa apa-apa."
Setelah operasi, butuh waktu 10 hari untuk memulihkan diri. Rita bak bayi yang harus belajar semuanya dari awal. Soalnya, tangan dan kakinya lemah seperti tak memiliki otot. Dua hari pascaoperasi, memegang tisu saja dia tidak kuat. Meski demikian, dia merasa beruntung karena tidak ada gangguan pada fungsi koordinasi maupun kendali inderanya.
"Bedah thorax memang paling berisiko, karena otak kan terdiri atas jutaan saraf. Satu saja saraf di otak kiri putus, efeknya bisa ke kemampuan bicara," kata dia.
Meski telah menjalani operasi, setiap hari Rita masih mengonsumsi pain killer, karena nyeri kepala dan mati rasa kerap dirasakan. Dokter mengatakan semua keluhan itu wajar karena bekas tumor di otaknya baru benar-benar kering dua tahun pascaoperasi. Sehari tiga kali dia juga melakukan fisioterapi. Setelah kemampuan fisiknya menguat, fisioterapinya kini berkurang hanya dua hari sekali.
Aktor sekaligus komedian Kasino dan aktris Erna Libby adalah selebriti Indonesia yang meninggal akibat tumor otak Salah satu pesohor yang selamat
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408