Rita, Perawat yang Diapresiasi Pemerintah Jepang karena Tangani Korban Gempa-Tsunami
Memilih Terisolasi di RS, Hanya Makan Nasi dan Kecap Asin
Sabtu, 26 Maret 2011 – 08:08 WIB
Pemerintah Jepang mencatat, gempa tersebut berkekuatan 8,9 skala Richter, hampir sama dengan kekuatan gempa yang meluluhlantakkan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada 26 Desember 2004. Apalagi gempa di Prefektur Miyagi tersebut disusul tsunami yang langsung menggenangi daerah itu.
Apartemen yang ditinggali Rita selamat dari kerusakan karena gempa maupun terjangan air bah tsunami. Saat tsunami menerjang, dari apartemennya, Rita bisa menyaksikan air bah menghantam dan menyeret berbagai benda maupun manusia.
Seketika Rita dan temannya yang bernama Yantri, asal Cirebon, Jawa Barat, teringat kepada para pasien yang menjadi tanggung jawabanya di rumah sakit. "Saya langsung teringat bahwa saya punya pasien yang dirawat di lantai tiga. Karena itu, saya putuskan untuk segera ke rumah sakit," ungkap Rita menceritakan kembali pengalamannya seusai mendapat penghargaan dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah dan dari direktur utama Rumah Sakit Telogorejo Semarang, tempat dirinya bekerja, kemarin (25/3).
Rita dan Yantri langsung bergegas ke rumah sakit tempat mereka bertugas. Untuk menuju rumah sakit, mereka berjalan kaki sekitar 5 menit. Sempat ada perasaan takut setelah melihat kerusakan karena tsunami itu. Namun, tanggung jawab terhadap profesi membuat mereka mengabaikan ketakutan tersebut. Rita teringat kepada pasien-pasiennya yang rata-rata berpenyakit parah seperti kanker dan parkinson.
Ketika gempa dan tsunami terjadi di Miyagi, Jepang, 11 Maret lalu, banyak WNI di sana yang berbondong-bondong pulang ke tanah air. Tapi, hal itu
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara