Ritual Pati Nyawa Adat Dayak, Sesaji-sesaji Itu...

Juga adat nyimah tanah, adat tempung tawar, adat basaru sumangat dengan tujuan agar pihak keluarga korban dijauhkan dari kesedihan, kekhawatiran dan keresahan terhadap kejadian yang telah menimpa. Selain itu, adat sanangan tubuh hingga pati nyawa.
Biaya untuk pelaksaan ritual adat itu diserahkan kepada pihak yang dinilai bertanggung jawab atas meninggalnya keluarga korban dalam hal ini pihak perusahaan pemilik tronton.
“Di luar ritual sebelumnya, untuk ritual pati nyawa ini besarannya biaya yang diperlukan untuk acara adatnya sekitar Rp 112.350.000,” katanya.
Selain internal keluarga, ritual pati nyawa itu juga dihadiri pada tetua adat, tumenggung, ketua adat hingga pihak yang bertanggung jawab.
Dalam ritual itu, sejumlah sesaji disuguhkan untuk kemudian dibacakan sejumlah doa dengan tujuan agar kejadian serupa tidak kembali terulang. Sekaligus menandakan pertikaian kedua belah pihak telah tuntas, sehingga tidak ada lagi dendam dan keluhan dan sejenisnya di kemudian hari.
Menurut Nasution ritual yang digelar ini tidak hanya sekadar menjadi penanda tuntasnya kasus atau pertikaian atas kejadian yang menelan nyawa pasangan suami istri di desa tersebut.
“Tapi juga sebagai salah satu upaya untuk melestarikan adat. Kami harap kedepan semua pihak bisa lebih berhati-hati menjalan aktivitas sehari-hari sehingga tidak ada lagi kejadian atau peristiwa yang menelan korban,” pungkasnya. (*/sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu