Ritual Sakral Ajun Arah Ditampilkan di Festival Lek Nagroi, Bentuk Pelestarian Tradisi

Ajun Arah memiliki makna mendalam dalam budaya masyarakat setempat.
“Ini adalah wujud penghormatan kepada pemimpin adat dan leluhur, sekaligus permohonan restu agar acara yang akan diselenggarakan dapat berjalan dengan lancar dan diberkahi,” ungkap Hendri.
Hendri berharap melalui festival ini, generasi muda dapat lebih memahami dan melestarikan tradisi ini.
Kurator Lokal Deki Syahputra menegaskan Ajun Arah bukan hanya ritual biasa, tapi juga simbol penting bagi masyarakat.
Menurutnya, prosesi Ajun Arah mengajarkan setiap langkah dalam kehidupan memerlukan restu dan persetujuan dari yang lebih tua dan bijaksana.
“Ini adalah bentuk penghargaan kepada adat istiadat dan leluhur,” jelas Deki.
Dia mengungkapkan menjaga orisinalitas prosesi ini adalah tantangan tersendiri di era modern.
“Kami sangat berhati-hati dalam menjaga keaslian dari setiap prosesi adat. Modernisasi dan kemajuan teknologi menjadi tantangan dalam menampilkan adat tanpa menghilangkan esensi kesakralan,” ungkap Deki.
Ajun Arah, prosesi sakral sebelum kegiatan adat yang kini jadi menjadi tradisi ditampilkan di Festival Lek Nagroi Baton Tarnda-Ngidut Pitlah nga Lamoa
- Bahlil, Kawulo, Santri, dan Cita-Cita Republik
- Legislator Minta Kemenbud Beri Solusi terkait Pemecatan Pegawai Penggiat Budaya
- Berdialog dengan Fadli Zon, Putu Rudana: Seni Budaya Harus Jadi Mercusuar Bernegara
- Wakil Ketua MPR Sebut Dukungan Semua Pihak Bantu Kearifan Lokal Tumbuh Berkelanjutan
- Meiline Tenardi: Cap Go Meh 2025 Menghidupkan Nilai Budaya & Harmoni Keberagaman
- KIKT Dukung Pelestarian Warisan Budaya