Riyono Caping Ingatkan Bulog Fokus Serap Beras Petani, Singgung Perjanjian Kerja Sama

Riyono Caping Ingatkan Bulog Fokus Serap Beras Petani, Singgung Perjanjian Kerja Sama
Ilustrasi Beras Bulog: Ricardo/JPNN

Toh, keraguan Riyono dipicu dari pengalaman penyerapan gabah atau beras oleh Bulog yang belum menyakinkan.

Menurutnya, Bulog pada 2022 juga diminta serap gabah atau beras dengan harga berapa pun di petani yang ternyata belum mampu dilakukan. 

“Saran saya yang bulan lalu ke gudang Bulog di Ngawi, sebaiknya dalam penyerapan perlu PKS (Perjanjian Kerja Sama) dengan BUMDES dan Gapoktan. Satgas Bulog belum mampu cover serapan gabah atau beras ke petani” ujar Riyono.

Diketahui, Kepbadan Pangan Nomor 2 Tahun 2025 mengatur HPP gabah dan beras bagi Bulog dengan rincian antara lain:

1. Gabah Kering Panen (GKP) di petani sebesar Rp 6.500 per kilogram dengan kualitas kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen,

2. GKP di penggilingan sebesar Rp 6.700 per kilogram dengan kualitas kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen,

3. Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan sebesar Rp 8.000 per kilogram dengan kualitas kadar air maksimal 14 persen dan kadar hampa maksimal 3 persen,

4. GKG di gudang Bulog sebesar Rp 8.200 per kilogram dengan kualitas kadar air maksimal 14 persen dan kadar hampa maksimal 3 persen,

Anggota Komisi IV DPR RI Riyono menyebut langkah Indonesia tidak mengimpor pangan bisa dimulai dari langkah Bulog menyerap gabah petani.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News