Riza Marlon, 20 Tahun Jadi Fotografer Spesialis Alam Liar Indonesia
Demi Bidik Cenderawasih, Tempuh 24 Jam Perjalanan Nonstop
Selasa, 11 Januari 2011 – 08:08 WIB
Selama kuliah, Riza banyak mempelajari kehidupan alam liar, khususnya binatang. Sejumlah kelompok hewan, seperti grup primatologi (kera), grup burung, grup ular, dia ikuti.
Dari situlah Riza sadar bahwa keanekaragaman hayati Indonesia begitu tinggi. Sayangnya, kalangan fotografi Indonesia yang menekuni alam liar belum ada saat itu. Posisi itulah yang menjadi alasan untuk selanjutnya dia tekuni. "Buku-buku binatang, film binatang, semua dari luar negeri. Binatang Indonesia yang motret juga orang luar negeri, mengapa tidak ada orang Indonesia" ujar Riza.
Setahap demi setahap hobi Riza untuk hunting foto di alam liar pun mulai terpupuk. Namun, pendidikan di bangku kuliah "menghalangi" tekadnya untuk segera fokus. Sambil terus mendalami jurusan yang dia pilih, Riza memanfaatkan keahlian fotografinya untuk kepentingan komersial. "Saya ikut-ikut bikin foto produk, dan foto wedding (pernikahan, Red). Lumayan, buat tambah uang kuliah dan uang makan," sebutnya.
Riza sempat terlena. Penghasilan di bisnis fotografi komersial ternyata menguntungkan. Pada 1990, ketika seluruh mata kuliah di jurusan biologi sudah habis, Riza memutuskan fokus sepenuhnya di dunia fotografi alam liar. "Saya lepas semua, karena demi mencari objek binatang," sebutnya.
Menjadi fotografer khusus membidik hewan-hewan yang masih tinggal di alam liar bukanlah pekerjaan mudah. Tapi, itu dilakoni Riza Marlon sejak 20
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408