Riza Marlon, 20 Tahun Jadi Fotografer Spesialis Alam Liar Indonesia

Demi Bidik Cenderawasih, Tempuh 24 Jam Perjalanan Nonstop

Riza Marlon, 20 Tahun Jadi Fotografer Spesialis Alam Liar Indonesia
Riza Marlon saat berburu foto di pedalaman Halmahera, Maluku Utara. Foto : Dokumen Pribadi for Jawa Pos

Melalui publikasi semacam itulah Rizal mulai populer sebagai fotografer alam bebas. Lama-lama beberapa LSM menawari Riza sejumlah tugas dokumentasi alam liar Indonesia. Kelebihan yang dimiliki Riza adalah kuantitasnya memiliki portofolio hewan-hewan di Indonesia. "Karena saya pernah ke pulau-pulau di Indonesia, itu yang membuat saya selangkah lebih maju," ujarnya.

Salah satu pengalaman yang berkesan adalah saat mendapat tugas dari Bird Indonesia. Ketika itu Riza mendapat tugas mengabadikan burung cendrawasih di Papua. Butuh perjalanan darat 20 jam untuk menembus perkampungan yang ada di Pegunungan Arfak Papua. Setelah itu, dengan bantuan pemandu lokal, butuh waktu empat jam lagi untuk menuju tempat cendrawasih berada. "Melelahkan, tapi saya menikmati," tuturnya.

Menurut Riza, pengalaman di fotografi alam liar tidak hanya mendapatkan foto binatang secara eksklusif. Pengalaman yang tak kalah berharga adalah belajar mengenali kearifan lokal. "Karena belum semua binatang itu berada di konservasi, masih banyak yang berada di alam liar," jelasnya.

Berada di alam liar tentu bukan perkara mudah. Dengan akses dan medan yang sulit, tentu Riza membutuhkan bantuan warga lokal. Acapkali, Riza sebelum mengeksekusi foto alam liar, terlebih dahulu dia bertemu warga setempat. "Intinya harus minta izin, di setiap tempat berbeda. Bisa dengan kepala desa atau bisa dengan kepala suku setempat," ujarnya.

Menjadi fotografer khusus membidik hewan-hewan yang masih tinggal di alam liar bukanlah pekerjaan mudah. Tapi, itu dilakoni Riza Marlon sejak 20

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News