Riza Primahendra Sampaikan Kajian Perkumpulan Amerta Soal Fenomena Ekonomi Lebaran 2025

“Ukuran rata-rata jumlah barang atau layanan yang dibeli dalam satu transaksi (basket size) mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. (Affiliation Global Retail Association),” ujar Riza.
Riza juga membeberkan beberapa persoalan, yaitu penurunan daya beli, pemutusan hubungan kerja (PHK), iklim usaha yang tidak kondusif, dan biaya hidup meningkat, daya beli menurun, global (perang tarif, dagang, teknologi), dan makro (nilai rupiah, pajak dan subsidi, izin dan aturan.
Dampak Langsung Perang Tarif Oleh Trump
Riza menilai kebijakan Presiden AS Donald Trump berdampak pada berkurangnya ekspor ke AS.
Menurut Riza, Indonesia mengekspor produk-produk utama seperti tekstil, alas kaki, karet, dan elektronik ke AS.
“Tarif yang lebih tinggi dapat membuat barang-barang ini kurang kompetitif, yang menyebabkan permintaan yang lebih rendah,” ujar Riza.
Riza mencontohkan untuk pakaian jadi, produsen tekstil Indonesia dapat kehilangan pangsa pasar ke pesaing di Vietnam atau Bangladesh.
Gangguan Dalam Rantai Pasokan
Ketua Perkumpulan Amerta Dr. I Riza Primahendra menyampaikan hasil kajian lembaganya terkait fenomena ekonomi Lebaran 2025.
- Seusai Lebaran 2025, Harga Cabai di Pasar KM 5 Palembang Makin Pedas
- Situasi Lebaran di Jateng Berjalan Normal, One Way Nasional Mulai Diberlakukan
- Kondisi Terkini Lalu Lintas di Pelabuhan Merak pada Puncak Arus Balik 2025
- Arus Balik Lebaran 2025, Kapolri Sampai Bilang Cukup Luar Biasa
- Arus Balik Lebaran 2025 Capai 40 Persen, Kapolri Siapkan One Way Nasional
- Kapolri: Rest Area KM 456 Salatiga Jadi Favorit Pemudik