Rizal Ramli
Oleh: Dahlan Iskan
jpnn.com - SAYA melayat ke rumah Dr Rizal Ramli Minggu siang lalu. Telat sekali. Itu hari keenam setelah mantan Menko Ekuin itu meninggal dunia.
Saat Dr RR meninggal, saya masih di Tiongkok. Saya tidak percaya ketika Adrianto Andri, aktivis pro-demokrasi, mengirim WA ke saya.
"Bukan Rizal Ramli yang doktor, kan?" balas saya sambil berharap ada nama Rizal Ramli lain yang meninggal.
Pertemuan terakhir saya dengan Dr RR di tempat umum. Yakni saat sama-sama menghadiri ulang tahun ke-76 Jenderal Luhut Binsar Pandjaitan.
Rasanya RR sehat sekali saat itu. Menyalami dan disalami. Saya tidak sempat ngobrol. Terlalu banyak orang.
Saya pilih banyak motret tokoh muda: Kaesang Pangarep. Yang hadir bersama istri. Termasuk saat mereka berdua begitu sering saling bisik.
Tidak lama setelah acara itu ternyata RR masuk Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo.
Keluhan awalnya hanya seperti sakit mag. Setelah diperiksa menyeluruh ternyata sakitnya serius: kanker. Jenis kanker yang sulit diatasi: kanker pankreas.
Itulah kekecewaan tertinggi Rizal Ramli. Pun di akhir hidupnya. Bahkan, sampai dia bawa mati. Padahal, sejak mahasiswa dia sudah memperjuangkan kehidupan...
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Seorang Janda di Lampung Selatan, Ternyata
- Celeng Banteng
- Bisnis Pergudangan Makin Menjanjikan, Simba Lengkapi Fasilitas Substansial
- Aplikasi Jajan Jajanan Lokal jadi Penguat Rantai Pasok Digital Ekraf di Indonesia
- Sritex Akhir