Rizal Ramli Anggap BLT BBM Cuma Alat Pencitraan, Bukan Menyejahterakan Rakyat

Rizal Ramli Anggap BLT BBM Cuma Alat Pencitraan, Bukan Menyejahterakan Rakyat
Begawan ekonomi Rizal Ramli di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Depok, Jawa Barat, Rabu (14/9). Foto: Dok. Pribadi

jpnn.com, DEPOK - Begawan ekonomi Rizal Ramli menilai bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah setelah naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hanya kepentingan pencitraan.

Sebab, menurutnya, angka BLT BBM hanya sebesar Rp 600 ribu untuk empat bulan sehingga tidak cukup meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Sebab, cuma dapatnya Rp 600 ribu dalam empat bulan, satu bulan, kan, dapat Rp 150 ribu," kata eks Menko Ekuin itu ditemui seusai menghadiri diskusi yang diselenggarakan FEB UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (14/9).

Rizal Ramli menyebut BLT BBM tentu tidak bisa digunakan secara maksimal oleh rakyat.

Uang itu bahkan tidak cukup membiayai dana transportasi masyarakat.

"Bagaimana dengan Rp 5 ribu per hari bisa mengentaskan kemiskinan? Buat uang transpor saja tidak cukup, kan," ujar alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.

Rizal Ramli mengatakan BLT BBM yang dibagikan pemerintah sebenarnya hanya 15 persen dana yang diambil pemerintah melalui naiknya harga BBM bersubsidi.

Dia menilai BLT BBM hanya menguntungkan Presiden Jokowi dan pejabat karena terkesan peduli kepada rakyat seusai rezim menaikkan harga BBM bersubsidi.

Menurut Rizal Ramli, BLT BBM tidak bisa digunakan secara maksimal oleh rakyat. Uang itu bahkan tidak cukup membiayai dana transportasi masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News