Robek Trump

Oleh Dahlan Iskan

Robek Trump
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Saya pun menghitungnya: 132 kali. Tepuk tangan besar maupun agak besar. Lebih 90 kali disertai standing ovation.

Begitu mudah orang Amerika memberikan apresiasi terhadap pidato. Begitu rela harus sering kali berdiri.

Berarti pidato itu sebenarnya hanya sekitar 1 jam. Yang setengahnya lagi karena banyaknya waktu yang dipakai untuk bertepuk tangan.

Tepuk tangan terbanyak terjadi saat Trump memperkenalkan tokoh oposisi Venezuela, Juan Guaido. Bahkan secara resmi Trump sudah menyebutnya sebagai Mr Presiden Venezuela.

Yang disebut namanya itu pun berdiri di balkon. Masih sangat muda. Umurnya 36 tahun. Wajahnya tampan. Potongan badannya atletis. Jas dan dasinya serasi.

Trump sudah tidak mengakui Presiden Venezuela yang sekarang ini: Maduro.

Saat Guaido diperkenalkan itu semua anggota DPR dan Senat berdiri. Termasuk Pelosi. Juga para anggota DPR. Pun dari Partai Demokrat --yang lebih sering tidak mau tepuk tangan, apalagi sambil berdiri.

Di topik Venezuela ini Trump berhasil mengecoh lawan-lawan politiknya. Setelah memperkenalkan Guaido itu Trump ingin menusukkan belati. Mumpung Pelosi lagi berdiri.

Inilah pidato yang dibuka dan ditutup dengan adegan permusuhan. Yang didemonstrasikan dua tokoh puncak eksekutif (Presiden Trump) dan legislatif (Ketua DPR Nancy Pelosi).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News