Robek Trump

Oleh Dahlan Iskan

Robek Trump
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Topik Venezuela itu ternyata hanya dipakai Trump untuk pintu masuk membahas jeleknya sosialisme.

Maksudnya: calon-calon presiden dari Demokrat itu sosialis semua. Janganlah dipilih. Pilihlah dia lagi. Di bulan November nanti.

Trump juga memperkenalkan nama Tony Rankins dari Cincinnati. Tidak penting siapa ia. Yang penting ia kulit hitam.

Trump memang harus merangkul pemilih kulit hitam. Yang mereka itu biasanya tidak suka Partai Republik.

Prestasi Tony adalah berhasil keluar dari keterpurukan. Berkat ekonomi Amerika yang membaik selama kepresidenan Trump.

Trump menyebutkan Tony itu lambang laki-laki yang hancur: terlibat narkoba, ditinggalkan istri dan menjadi pengangguran. Tapi, kata Trump, karena ekonomi membaik kini Tony bisa bangkit lagi.

Republican pun tepuk tangan. Lalu Tony berdiri di balkon. Tangannya melambai. Senyumnya merekah. Senyum itu terlalu lebar sampai membuat kelihatan bahwa gigi depannya ompong dua.

Topik yang juga banyak mendapat tepuk tangan adalah soal militer. Saat membahas keperkasaan tentara Amerika Trump membanggakan diri sebagai pembuat sejarah: di masa kepresidenannyalah Amerika memiliki Angkatan Angkasa Luar. Tidak lagi hanya Angkatan Darat, Laut dan udara.

Inilah pidato yang dibuka dan ditutup dengan adegan permusuhan. Yang didemonstrasikan dua tokoh puncak eksekutif (Presiden Trump) dan legislatif (Ketua DPR Nancy Pelosi).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News