Robert Arjuna, Dokter yang Berdedikasi di Pendidikan dengan Mendirikan Sekolah
Pernah 11 Tahun Mengabdi sebagai Guru
Selama mengajar, Robert selalu menekankan pentingnya kedisiplinan. Karena itu, dia dikenal sebagai guru paling killer. Namun, menurut dia, hal tersebut berdampak positif bagi masa depan siswa. Mereka akan memiliki karakter dan mental yang kuat.
Robert mengajar selama 11 tahun. Yakni, selama kuliah di FK UISU. Masalahnya, uang dari mengajar belum mencukupi kebutuhannya. Sebab, dia masih memiliki adik-adik yang menjadi tanggungan.
Saat itu guru juga bukan profesi yang menjanjikan. Dia pun hampir putus kuliah karena tidak ada biaya. Namun, dia tidak menyerah. Robert menyalurkan satu lagi bakatnya, bermusik. ”Ngeband setiap malam. Jadi drumer,” ujarnya lantas tertawa.
Lantaran kesibukannya, Robert baru lulus kedokteran setelah hampir satu dasawarsa. Dia masuk kedokteran pada 1975 dan baru menyelesaikan studinya pada 1984. Pada 1989 Robert tidak lagi mengajar. Dia berfokus pada profesinya sebagai dokter.
Pada 1992 dia melanjutkan pendidikan S-2 Endocrinology di Melbourne of University, Australia. Kemudian, menamatkan doktoralnya di Universitas Airlangga.
Namun, jiwanya tidak bisa terlepas dari dunia pendidikan. Robert pun masih mengurus Sayang School. Kini, di samping kesibukannya sebagai dokter, dia menyempatkan menulis buku.
Setidaknya ada empat buku yang sudah diluncurkannya. Di antaranya, Kumpulan Puisi Hera Pelipurlara, Dunia Penuh Warna, dan RobertoNews (dua edisi). ”Saya berharap ilmu ini bisa dinikmati semakin banyak orang,” tandasnya. (*)
Masa kecilnya dilalui dengan sulit. Dia harus berjualan untuk membiayai sekolah. Karena itu, dia pun berjanji pada Tuhan untuk bisa mendirikan sekolah.
Redaktur & Reporter : Antoni
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408