Rocky Gerung, dari Ucapan Dungu ke Bajingan Tolol

Beberapa waktu yang lalu 100 tokoh oposisi menandatangani petisi mendesak DPR-MPR melakukan sidang umum guna memakzulkan Presiden Jokowi. Mereka menyebut tuntutan itu sebagai Petisi 100, sebuah nama yang diadopsi dari Petisi 50 pada era Orde Baru.
Ketika itu 50 orang tokoh oposisi mengirim surat kepada DPR dan menuntut supaya Presiden Soeharto dimintai pertanggungjawaban atas berbagai penyelwengan kebijakan yang dilakukannya.
Alih-alih memperoleh hasil, para penandatangan petisi malah diisolasi dan dipersekusi. Akses sosial, politik, dan ekonomi mereka diputus, dan mereka dicekal tidak boleh bepergian ke luar negeri. Walhasil Petisi 50 gagal meloloskan targetnya.
Kali ini Petisi 100 diperkirakan tidak akan membawa hasil kongkret. Komposisi keanggotaan DPR-MPR yang dikuasai kekuatan rezim tidak memungkinkan terjadinya pemakzulan.
Para penandatangan Petisi 100 pun tidak dipersekusi langsung oleh kekuasaan, tetapi di antara mereka sudah banyak yang masuk dalam daftar merah.
Situasi makin panas karena Denny Indrayana rajin berkicau meminta DPR untuk memakzulkan Jokowi. Paduan semua unsur ini menjadi pertimbangan tersendiri bagi polisi sebelum memutuskan untuk menangani laporan terhadap Rocky Gerung.
Kalau salah langkah, bisa-bisa malah membuat bubrah, karena sama saja dengan menyiram bensin ke rumput kering yang mudah dibakar.(***)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Rocky Gerung terlihat emosional ketika mengritik Presiden Jokowi yang disebutnya lebih sibuk memikirkan diri sendiri ketimbang memikirkan rakyat.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- NasDem Menghormati Jika Jokowi Pilih Gabung PSI
- Rocky Gerung Mumuji Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan
- Inisiasi Tanam Pohon di Dumai, Polda Riau Dapat Dukungan Tumbuh Institute
- Hasil Survei Cigmark Tentang Ketua Wantimpres, Setia Darma: Jokowi Cocok dan Layak
- Apakah Jokowi Akan Bergabung dengan PSI? Begini Analisis Pakar
- Sinyal Jokowi Gabung PSI Makin Kuat, Golkar: Pasti Ada Hitungan Politik