Rohingya Dibantai karena Minyak dan Gas? Ini Kata Dubes RI untuk Myanmar
jpnn.com, YANGON - Banyak spekulasi yang muncul terkait konflik di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Salah satunya adalah penindasan terhadap etnis Rohingya di wilayah itu dipicu perebutan penguasaan lahan tambang minyak dan gas.
Akan tetapi isu itu dibantah oleh Duta Besar Indonesia untuk Myanmar Ito Sumardi. Dia mengaku tidak hanya sekali dua kali datang ke Rakhine State.
Termasuk ketika mengawal kedatangan Menlu ke kawasan konflik, sampai dia harus menggunakan rompi antipeluru.
Ito membantah informasi yang menyebutkan bahwa konflik di Rohingya merupakan imbas perebutan sumber daya berupa minyak dan gas. Menurut dia, tidak ada minyak dan gas di Rakhine.
"Di Rakhine sampai sekarang belum ada sama sekali eksplorasi yang mengatakan ada daerah minyak. Itu bohong," tegasnya.
Kawasan pertambangan, terang Ito, ada di daerah Kachin yang terletak di sisi utara Myanmar. Bukan di Rakhine yang merupakan wilayah pesisir.
Daerah tersebut menjadi basis kelompok Kachin Independence Army (KIA). Di kawasan itu memang terdapat tambang batu bara, emas, dan rubi.
Kata Ito, masalah kemanusiaan di Rakhine disebabkan keinginan kelompok tertentu yang didasari motif politik. Ujungnya, yang menjadi korban tetap masyarakat.
- Pengakuan Imigran Rohingya: Bayar Rp 32 Juta untuk Naik Kapal ke Indonesia
- Imigran Rohingya Mendarat Lagi di Aceh, Jumlahnya 93 Orang
- Lihat, Kapal Imigran Rohingya Terombang-ambing di Perairan Aceh
- 7 Nelayan Aceh Terdampar di Myanmar, Kemlu RI Turun Tangan
- 5 Imigran Rohigya Melarikan Diri dari Penampungan di Aceh Timur
- Kejari Aceh Barat: Berkas Kasus Penyelundupan Warga Rohingya Sudah P21