Rohmad Hadiwijoyo, Pengusaha yang Membungkus Kisah Politik dalam Wayang
Setelah Century, Siapkan Angle Menarik tentang Angie
Sabtu, 25 Februari 2012 – 00:25 WIB
Rohmad nyantrik di rumah Ki Joko Edan hingga lulus SMA. Selepas SMA, dia memutuskan hijrah ke Jakarta dan menempuh kuliah di Akademi Teknik Elektromedik. Keputusan berpindah ke Jakarta muncul setelah dia gagal masuk Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan Akabri. Selama di Jakarta, Rohmad bekerja sebagai assistant office manager di lembaga statistik demokrasi asal AS Rand Corporation.
Atas dorongan sejumlah teman, Rohmad bertekad melanjutkan pendidikan ke AS. Tidak mudah bagi dia untuk menembus universitas Negeri Paman Sam. Setelah memperbaiki kemampuan berbahasa Inggris, dia diterima di George Washington University di Washington DC dengan jurusan school of business and public management. Hampir dua tahun dia menempuh pendidikan di AS. "Saat di AS tidak jarang diminta mendalang di KBRI," kenangnya.
Tuntas menempuh pendidikan, kandidat doktor lingkungan hidup di Universitas Diponegoro itu kembali ke Jakarta dan bergabung dengan RMI sejak Desember 1995. Pada 2005, dia resmi memiliki seluruh saham perusahaan yang berdiri pada 1970 itu.
Kendati telah menekuni dunia bisnis, Rohmad tetap menjalankan kegiatan sebagai dalang. Bahkan, dia berupaya mengimplementasikan filosofi wayang dalam kehidupan sehari-hari. Yakni, hidup secukupnya atau dalam wayang dikenal dengan istilah urip sak madya serta ora lelamisan atau diartikan sebagai tidak berbohong kepada siapa pun.
Rohmad Hadiwijoyo bukan dalang biasa. Untuk membantu penonton memahami cerita wayang yang dimainkan, dia menyajikan kisah pewayangan dari kacamata
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408