Rok Mini Betebaran di Bundaran HI
Tuntut Korban Perkosaan tidak Disalahkan
Senin, 19 September 2011 – 05:18 WIB
Dalam demo itu, mereka sepakat bahwa perkosaan muncul bukan hanya masalah rok mini atau pakaian ketat. Mereka lantas mengambil contoh perkosaan di Aceh yang wilayahnya menggunakan syariat Islam. Disana, perkosaan tetap terjadi walau korbannya sudah menutup badannya. "Kalau otaknya porno, ya porno saja," imbuhnya.
Baca Juga:
Mereka juga menyebut dengan lantang statistic perkosaan yang ada sepanjang 2011 hingga September ada 3,753 kasus. Khusus di Jakarta ada 41 kasus dan mencuat tiga kasus perkosaan di angkutan umum. Dari data tersebut, mereka yakin jika semua itu terjadi tidak hanya karena urusan berpakaian.
Oleh sebab itu, Faiza mengatakan sembrono jika pejabat memberikan pendapat yang justru menyudutkan para perempuan. Perkataan mereka menistakan korban yang membutuhkan pertolongan dan perawatan fisik, social secara utuh. Ujung-ujungnya, pejabat sibuk mengkritik perempuan tetapi pelakunya bebas. "Kami mengecam itu," tegasnya.
KPMP juga meminta kepada polisi agar lebih serius menangani laporan perkosaan yang disampaikan. Disamping itu, mereka juga meminta kepada pemerintah daerah untuk menjamin keamanan angkutan umum. Sehingga, perempuan yang memang harus menggunakan rok tetap aman menggunakan fasilitas umum.
JAKARTA - Polemik kaitan antara busana dan motif munculnya perkosaan terus menggelinding. Tidak mau terus-terusan disalahkan, kemarin puluhan perempuan
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS