Rokok Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi
jpnn.com - JAKARTA – Inflasi sepanjang September mencapai 0,22 persen. Meski begitu, tingkat harga masih terkendali.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, deflasi mencapai 0,02 persen pada Agustus silam.
Hal itu terjadi karena koreksi harga bahan makanan, tarif angkutan dan pulsa seluler usai Idulfitri.
Secara kumulatif, inflasi tahun berjalan atau year to date (Ytd) mencapai 1,97 persen.
Laju inflasi secara tahunan (yoy) tercatat 3,07 persen. Sektor pendidikan dan rekreasi mengalami inflasi tertinggi mencapai 0,52 persen.
Itu akibat kenaikan biaya masuk perguruan tinggi. Kemudian, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi 0,34 persen.
”Rokok penyumbang terbesar,” tutur Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, di Jakarta, Senin (3/10).
Selain itu, komponen penyumbang inflasi lain datang dari perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,29 persen.
JAKARTA – Inflasi sepanjang September mencapai 0,22 persen. Meski begitu, tingkat harga masih terkendali. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan,
- Studi Jakpat: Richeese Factory Jadi Fast Food Brand Lokal Paling Favorit
- Bea Cukai Dorong Efisiensi Logistik & Ekspor
- Bea Cukai Nanga Badau Lepas Ekspor Bungkil Sawit ke Malaysia, Sebegini Jumlahnya
- KAI Ingatkan Ketentuan Bagasi untuk Penumpang yang Berlibur saat Nataru
- PB PMII Minta Kenaikan PPN 12% Dikaji Ulang
- Tarif PAM Jaya Naik Pada 2025, Tetapi Tak Berlaku Untuk Kelompok Masyarakat Ini