Rombongan Kesenian Tenggelam di Bali

Diduga Faktor Cuaca, 11 Tewas, 14 Hilang

Rombongan Kesenian Tenggelam di Bali
Rombongan Kesenian Tenggelam di Bali
Di samping itu, sambung Agoes Doeta, pengemudi perahu tradisional tersebut belum teridentifikasi dengan jelas. Apakah dia selamat, tewas, atau masih dalam pencarian. "Ini yang belum dikatehui karena semuanya masih fokus melakukan pencarian. Entah orangnya (pengemudi perahu) masih hidup atau tidak, itu belum jelas," terangnya.

Agoes menyayangkan kenekatan nahkoda yang berani menyeberang pada malam hari. "Berangkat malam-malam dengan perahu itu menurut saya tindakan nekat. Apalagi ini kan laut, apa pun bisa terjadi. Dan, kecenderungan kalau malam, angin lebih kencang dan gelombang tinggi," katanya. Apalagi, jalur yang dilintasi, meski dekat, memiliki kecenderungan arus yang deras. "Karena di sana ada pertemuan dengan samudera Hindia," tambahnya.

Terpisah, Badan SAR Nasional Denpasar mengaku, laporan mengenai tenggelamnya kapal itu baru masuk sekitar pukul 02.00 Wita. "Atas laporan itu, kami langsung menerjunkan personel untuk melakukan pencarian korban saat itu juga," terang petugas Badan SAR Nasional Denpasar Krisna Maharta saat dikonfirmasi via telepon kemarin.

Sedangkan atas tenggelamnya kapal dengan satu mesin berkekuatan 40 PK, itu kata Krisna diperkirakan karena akibat faktor cuaca. Ia menduga bahwa gelombang tinggi dan arus besar, sebagai penyebab kuat hingga musibah ini terjadi. "Pada saat kejadian, cuaca sedang mendung dengan diikuti angin kencang," imbuhnya.

SEMARAPURA-Tragedi di laut kembali terjadi. Sebuah janggolan atau perahu jukung tradisional Sri Murah Rejeki yang mengangkut rombongan sekaa (kelompok)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News