Romney Kian Pede Menantang Obama
Kamis, 12 Januari 2012 – 10:20 WIB
Romney yang selalu berada di peringkat pertama dalam jajak pendapat Partai Republik itu yakin bahwa dirinya akan kembali menang dalam primary di South Carolina. Demikian juga dengan primary Florida pada 31 Januari nanti. "Tidak boleh ada kesalahan. Melalui kampanye ini, saya menawarkan kebebasan ekonomi yang transparan dan ideal," janji bapak lima anak itu.
Baca Juga:
Kemenangan Romney di Iowa dan New Hampshire mencatatkan rekor bagi Republik. Itulah kali pertama calon non-incumbent menang dalam Kaukus Iowa dan primary New Hampshire sejak era mantan Presiden Gerald Ford pada 1976. Dua kemenangan itu juga membuat istri Ann Lois Davies tersebut kian percaya diri menantang Obama.
"Belakangan, beberapa kalangan Republik bergabung dengan Obama yang sedang mencoba-coba sistem ekonomi kapitalis. Tetapi, itu keputusan salah. Baik bagi partai kita maupun negara ini," tegas Romney. Menurut dia, AS telah cukup tersiksa secara ekonomi di bawah kepemimpinan Obama. Karena itu, kata dia, rakyat sebaiknya memberikan kesempatan pada kandidat lain untuk memimpin AS.
Sukses Romney menggaet suara pemilih yang semula tak punya pilihan menjadi ancaman bagi Obama. Meskipun survei terakhir menunjukkan bahwa popularitas dua tokoh beda partai itu sama-sama meningkat, tampaknya presiden 50 tahun itu harus berjuang keras untuk tetap bertahan di Gedung Putih. Terutama, karena Romney memiliki latar belakang ekonomi yang lebih baik daripada Obama.
CONCORD - Mitt Romney, 64, memantapkan dirinya sebagai calon penantang Presiden Barack Obama dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS)
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan