Rosita, TKI Perempuan yang Berjuang Sendiri untuk Lolos dari Hukuman Pancung
Minggu, 26 Juni 2011 – 08:08 WIB

Rosita saat diwawancarai di LSM Perempuan, Pejaten, Jakarta Selatan. Foto; Dhimas Ginanjar / JAWA POS
Pemeriksaan berlanjut hingga mendatangkan majikan dan anak majikannya yang bernama Abdullah. Rosita lantas ingat, pada malam terbunuhnya Lilis, dirinya melihat Abdullah secara sepintas. Begitu anak majikannya yang berusia 15 tahun itu dipulangkan, dia mulai mendapat titik terang kasus tersebut.
Ibu satu anak itu menduga, pembunuhan itu muncul karena masalah cinta. Dia menduga, Abdullah menyukai Lilis yang seumuran dengannya. Tetapi, mengapa Lilis dibunuh? Masih belum ditemukan alasannya. "Yang saya yakin, dia (Abdullah, Red) terlibat pembunuhan," ucapnya.
Dia lantas mengadu kepada polisi bahwa Abdullah adalah kekasihnya dan tahu pasti tentang pembunuhan itu. Dia terpaksa berbohong kepada polisi karena dengan cara itulah Abdullah bisa diseret ke kantor polisi lagi. Ternyata dugaannya benar, anak majikannya itu lantas dipanggil dan diperiksa.
Dari pengakuan Abdullah, dua temannya yang ikut membunuh terseret juga. Akhirnya, tiga orang itu dipenjara dan menjalani persidangan hingga kini. "Tapi, saya masih dipenjara karena dianggap bersekongkol," kenang perempuan kelahiran 1 Mei 1980 itu.
Jika Ruyati adalah TKI perempuan di Arab Saudi yang tewas setelah dihukum pancung, kisah yang dialami Rosita Siti Saadah ini berbeda. Sama-sama dituduh
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu