Roy Suryo Unggah 2 Stupa Candi Borobudur Mirip Jokowi, Guntur Romli Meradang
jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli menilai unggahan Roy Suryo terkait dua foto editan stupa di Candi Borobudur yang menyerupai Presiden Jokowi merupakan bentuk pelecehan.
Pernyataan itu disampaikan Guntur menyusul unggahan Roy Suryo yang mengunggah dua foto editan stupa di Candi Borobudur menyerupai Presiden Joko Widodo pada akun @KRMTRoySuryo2 di Twitter.
"Patung Buddha di Candi Borobudur itu simbol keagamaan beda dari patung-patung Buddha di tempat-tempat biasa, diedit wajahnya mirip Jokowi sebagai bahan tertawaan. Ini, sih pelecehan," kata Guntur Romli mengizinkan JPNN.com mengutip cuitannya pada akun @Gunromli di Twitter saat dikonfirmasi, Selasa (14/6).
Menurut Guntur, Roy Suryo makin menjadi-jadi seusai dilaporkan GP Ansor atas dugaan pencemaran nama baik terhadap Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, tetapi tidak ditindaklanjuti.
Konon, Roy dianggap mengedit ucapan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terkait pernyataannya soal pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid yang berujung pada tudingan membandingkan suara azan dan suara anjing.
"Orang ini makin jadi-jadi, karena dilaporkan kasus memplintir ucapan Menteri Agama enggak ditindaklanjuti," kata Guntur Romli.
Roy Suryo sebelumnya telah mengklarifikasi perihal unggahannya tersebut.
Menurut Roy, dua meme yang diunggahnya itu bukan buatannya.
Politikus PSI Guntur Romli menyampaikan pernyataan soal unggahan Roy Suryo terkait dua foto editan stupa di Candi Borobudur mirip Presiden Jokowi.
- PDIP Sebut Megawati dan Prabowo akan Bertemu, Kriminalisasi Hasto Bakal Dibahas?
- Innalillahi, Ibu dari Mahfud MD Meninggal Dunia
- Hubungan Terlarang Bu Guru dengan Muridnya, Punya Anak, Terungkap karena Wajah Mirip
- Terima Kunjungan Murid SD Mentari, Francine Widjojo Contohkan Traktir Kucing Jalanan
- Kasus Pelecehan Seksual Sesama Jenis di Mataram, Polda NTB Minta Dukungan Puslabfor
- Menyikapi Pernyataan Effendi, Guntur Romli Yakin Status Tersangka Hasto Sebagai Orderan Politik