Rp 460 Triliun Anggaran Kesehatan Australia Terbuang Percuma

Dia mengatakan sistem ini hanya menghambur-hamburkan anggaran kesehatan yang sangat berharga dan menempatkan pasien pada risiko kesehatan yang lebih buruk.
"Kita tahu pasien disakiti dengan menerima berbagai tes dan pengobatan yang tidak seharusnya mereka dapatkan," katanya.
"Dan itu memakan biaya juga dimana biaya itu seharusnya kita perhitungkan karena uang itu dapat dialokasikan ke area pengobatan yang lain," tambahnya.
Sementara menurut Profesor Robyn Ward, kepala Komite Penasehat Layanan Kedokteran, kebanyakan dari pasien tidak menyadari hanya ada sedikit bukti yang mendukung serangkaian prosedur pengobatan yang harus mereka jalani.
Komite ini bertanggung jawab meninjau bukti-bukti di balik proposal untuk memasukan item baru dalam Skema Manfaat Kedokteran (MBS) - sebuah daftar yang terdiri dari 5.700 layanan, tes dan prosedur yang pengobatannya akan mendapatkan ganti rugi dari pasien atau dokter.
"Rata-rata mereka tidak memiliki pemahaman kalau sebenarnya pengobatan atau tindakan yang dilakukan hanya memberi sedikit manfaat pada mereka dan beberapa bahkan dapat benar-benar merugikan," kata Profesor Ward, yang merupakan spesialis kanker terkemuka.
Prof. Ward mencontohkan prosedur kesehatan untuk menangani nyeri sendi yang umum dikeluhkan pasien di Australia.
Nyeri sendi, menurutnya, adalah gejala umum yang dialami warga paruh baya atau yang sudah lanjut usia. Ketika pasien berobat maka dokter biasanya akan meminta pasien melakukan pemindaian di bagian lutut atau MRI.
Setiap tahun sepertiga anggaran kesehatan dan kesejahteraan yang digelontorkan Pemerintah Federal Australia, sekitar $46 miliar (sekitar Rp 460 triliun)
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia