Rp 460 Triliun Anggaran Kesehatan Australia Terbuang Percuma

Sejak prosedur ini dibolehkan, jumlah perintah MRI melonjak dari nol menjadi 150 ribu pada tahun lalu. Padahal tindakan ini menurut Prof. Ward tidak menjamin rasa nyeri yang dialami pasien memang terkait dengan kondisi atau kerusakan di bagian lutut.
Setelah melakukan MRI, pasien nyeri lutut terkadang dirujuk ke ahli bedah ortopedi, yang mungkin menawarkan operasi lubang kunci untuk memperbaiki tulang rawan dan membersihkan puing-puing dari arthritis pasien.
Dikatakan, sebenarnya tindakan ini juga tidak bermanfaat. Padahal tindakan ini setiap tahunnya memakan anggaran kesehatan hingga $12 juta.
Tindakan terakhir yang kerap dihadapi pasien nyeri tulang adalah operasi penggantian lutut. Menurut pakar rematik dan epidemologi klinis di RS Cabrini Melbourne, Rachelle Buchbinder, 20 persen tindakan operasi pergantian lutut ini sebenarnya tidak diperlukan pasien.
Jenny Doust, mengaku sangat paham mengapa situasi ini bisa terjadi dan meningkat.
"Sebagian dari masalah ini adalah, dokter merasa mereka perlu melakukan tes lebih lanjut, terkadang pasien juga memaksa untuk melakukan prosedur itu," katanya.
"Selain itu juga didorong oleh kondisi ketika dokter merasa secara klinis tidak terlalu yakin tentang apa yang terjadi dan mereka tidak bersedia memberikan tindakan berdasarkan ketidakpastian seperti itu," katanya.
"Padahal, terkadang obat terbaik itu adalah tidak diobati sama sekai," ujarnya.
Setiap tahun sepertiga anggaran kesehatan dan kesejahteraan yang digelontorkan Pemerintah Federal Australia, sekitar $46 miliar (sekitar Rp 460 triliun)
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia