RPA di Tangerang, Penampung Bayi Hasil Hubungan Gelap TKI
Gillian Berdarah Syria, Najla Bibit Bangladesh
Rabu, 28 April 2010 – 08:12 WIB
Gilang adalah salah satu penghuni RPA TKI. Dia di situ bersama tiga bayi lain. Mereka adalah Najla Nurfatilah Sohar, 14 bulan; Rizki Ardiansyah, 13 bulan; dan Sanah, 24 hari.
Baca Juga:
Sejak berdiri pada Februari 2009, RPA TKI "lembaga independen" telah menyelamatkan sepuluh bayi. Selain empat yang masih di penampungan, dua bayi telah diadopsi orang tua asuh, dan empat lainnya diambil kembali oleh ibunya.
Semua bayi penghuni RPA merupakan anak hasil hubungan gelap atau buah perkosaan ibunya di luar negeri. Ibu bayi-bayi tak berdosa yang bekerja sebagai pendulang devisa itu kadang terlalu malu membawa pulang bayinya. Karena itu, tak sedikit tenaga kerja wanita (TKW) yang lebih memilih menelantarkan atau membuang bayi-bayi itu di toilet sesaat setelah mendarat di terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta. "(Kejadian) itu sebelum RPA TKI berdiri," kata Yudhi.
RPA TKI terletak di perkampungan padat penduduk di belakang kompleks Bandara Soekarno-Hatta. Karena biaya terbatas, pria 29 tahun itu hanya mampu menyewa sebuah rumah di gang sempit berjarak sekitar 500 meter dari runway Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta. Tentu saja suara bising pesawat selalu terdengar hampir setiap menit.
BERANGKAT dari keprihatinan atas nasib tenaga kerja Indonesia (TKI), tahun lalu Yudhi Ramdani memelopori berdirinya Rumah Penitipan Anak (RPA) TKI.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408