RPH Ayam di Cengkareng Diprotes Warga
Selasa, 28 Desember 2010 – 04:04 WIB
”Kita warga juga berhak untuk menghirup udara segar. Mending menghirup asap rokok walaupun tidak sehat tapi ada harum-harumnya. Lah ini kita disuruh cium bau tahi ayam tiap hari,” paparnya.
Baca Juga:
Menurutnya, seharusnya yang paling bertanggung jawab adalah Sudin Peternakan dan Perikanan Pemkot Jakarta Barat. Namun entah kenapa, pihak pemkot selama ini tidak tahu atau pura-pura tidak tahu dengan praktik RPH yang diduga ilegal tersebut. ”Menghirup bau tak sedap sudah kami alami lebih dari tujuh tahun. Terkadang saking baunya tak jarang membuat sesak nafas,” ujarnya.
Keberadaan RPH tersebut memang tersembunyi. Pemiliknya sengaja membangunnya dengan semi permanen serta menutup bagian luar dengan triplek. Agar tidak terlalu mencolok, RPH setempat mengedrop ayam-ayam pada dinihari. Diperkirakan setiap hari RPH tersebut memotong sekitar 500 ekor ayam. Hasilnya didistribusikan ke pasar-pasara tradisional wilayah Cengkareng dan Kalideres.
”Yang semakin membuat warga kesal, kotoran ayam dan bagian dalam ayam yang tidak terpakai dibuang ke Kali Apuran yang membuat kali selain lebih cepat dangkal juga airnya menjadi bau,” paparnya. Menurut Trisno, sebelum bertindak lebih jauh, warga meminta pihak terkait menertibkan RPH ayam itu.
KEBERADAAN rumah potong hewan (RPH) ayam di Cengkareng, Jakarta Barat, membuat warga sekitar resah. Pencemaran RPH tersebut dinilai semakin parah
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS